GEMPA
BUMI
Pada hari Sabtu,tanggal 27 Mei 2006 pukul 06.00
WIB kota Yogyakarta di guncang gempa bumi. Saat itu aku dan keluarga berada di
daerah Imogiri. Saat pagi itu mama sedang membeli makanan untuk sarapan sebelum
berangkat beraktifitas. Saat gempa terjadi aku sedang selesai mandi. Aku dibawa
papa keluar dari pintu belakang rumah menuju keluar rumah untuk menyelamatkan
diri dari gempa. Pada saat itu papa terluka karena tertimpa genting yang jatuh
dari atap rumah. Sedangkan saat gempa terjadi mama memeluk sebuah pohon kelapa
bersama dengan ibu ibu sambil memeluk
pohon juga memegang kepala agar tidak tertimpa buah kelapa jika terjatuh.
Jalanan seperti ditepani atau jika di gambarkan, jalanan seperti membentuk gelombang gelombang yang
sedang berjalan. Angin pun pada saat kencang sekali.
Setelah gempa itu berhenti mama langsung bergegas menuju
rumah untuk menengok aku dan papa. Setelah itu pun ada isu tsunami yang membuat
aku dan mama panik. Pada saat itu juga aku dan mama berlali ke arah kota Jogja
dan meninggalkan papa yang sedang meolong tetangga yang tertimpa reruntuhan
rumah. Aku dan mama berlali sampai jembatan karang semut dan disitu kami
menumpang orang lain yang naik motor searah ke kota Jogja. Kami menumpang
kendaraan orang sampai 3 kali. Dan setelah itu kami diturunkan di perempatan
terminal Giwangan. Disitu kami berhenti untuk membeli makanan dan minuman dan
juga menenangkan diri dari rasa panik.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke rumah yang
berada di kota Jogja. Dan disana kami bertemu saudara yang datang dari Jakarata
beberapa waktu lalu. Disana kami mengunjungi rumah saudara yang ada di jalan
Solo. Sepanjang perjalanan aku melihat banyak sekali orang yang terluka dan
sepanjang perjalanan itu pula keadaan di sepanjang jalan macet total. Kami
mengungsi di suatu hotel yang pada saat itu ada saudara yang menginap di hotel
tersebut.
Setelah keadaan mulai membaik aku ,mama, dan saudara
kembali ke rumah yang ada di Jogja, dan disana
TV tidak jatuh, kompor tidak
jatuh, akuarium ikan pun tidak terjatuh, yang terjatuh hanya genting
genting dan di rumah itu terdapat keretakan di tembok atas rumah. Sedangkan di
rumah Imogiri bagian belakang rumah hancur sama rata dengan tanah, bagian depan
rumah retak, lemari jatuh. Rumah rumah yang lain semuanya, semua bangunan sama
rata dengan tanah. Tetangga yang tertimpa reruntahan terluka, dan kata papa saat membantu tetangga
yang tertimpa reruntuhan ada yang sampai kelihatan tulang sehingga harus
diamputasi. Saat gempa bumi terjadi banyak orang atau hampir seluruh penduduk
yang merasakan kejadian itu terutama yang berada di dekat pusat gempa,
kehilangan tempat tinggal, harta benda, bahkan nyawa orang orang yang mereka
cintai.
Saat itu aku di ceritakan oleh budhe bahwa sebenarnya
sekitar 50 tahun yang lalu saat budhe masih kecil juga pernah merasakan gempa
bumi, di tempat yang sama, dan kekuatan gempa yang kurang lebih sama. Dan pada
saat itu aku berpikir akankah 50 tahun yang akan datang akan terjadi gempa lagi
pada saat itu, ataukah anak cucu esok yang akan merasakannnya, tapi aku
berharap semua itu tidak akan terulang kembali.
Yogyakarta,
27 Mei 2006
(kisah
nyata yang diambil dari pengalaman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar